Mariologi dalam Corak Biblis, Ekumenis, Keselamatan

Corak Biblis (Lumen Gentium 55). Dalam "Lumen Gentium" ayat 55, Mariologi diposisikan secara erat dengan Kitab Suci, sehingga corak biblis menjadi dasar utama pengajaran tentang Maria dalam Konsili Vatikan II. Konsili menampilkan Maria sebagai figur yang muncul dalam sejarah keselamatan sesuai dengan narasi alkitabiah, terutama dalam kaitannya dengan karya Kristus. Maria digambarkan sebagai sosok yang dipanggil oleh Allah untuk menjadi ibu Yesus, Sang Mesias, dan sebagai bagian dari umat yang diselamatkan. Penekanan pada teks Kitab Suci ini menghindari spekulasi teologis yang berlebihan dan menempatkan Maria dalam konteks narasi keselamatan yang konkret dan historis. Dengan demikian, Lumen Gentium menampilkan Maria dalam perspektif yang sederhana namun mendalam, sesuai dengan gambaran alkitabiah tentang peranannya dalam misteri inkarnasi dan keselamatan umat manusia. Pendekatan ini menegaskan bahwa Maria bukan hanya figur devosional, tetapi sosok yang benar-benar hadir dalam sejarah keselamatan yang diwahyukan dalam Kitab Suci.

Corak Ekumenis (Paus Yohanes XXIII, 11 Oktober 1962). Paus Yohanes XXIII dalam amanat pembukaan Konsili Vatikan II pada 11 Oktober 1962 menekankan pentingnya sikap ekumenis dalam seluruh proses pembaruan Gereja, termasuk dalam pembahasan tentang Maria. Corak ekumenis ini berusaha menghindari formulasi mariologis yang dapat menjadi penghalang dialog dengan gereja-gereja lain dan komunitas Kristen non-Katolik. Paus Yohanes XXIII menghendaki agar pembahasan tentang Maria dilakukan dengan cara yang membangun kesatuan dan tidak menimbulkan perpecahan, sehingga Mariologi diharapkan menjadi jembatan yang mempererat persaudaraan antarumat Kristiani. Oleh karena itu, Konsili mengintegrasikan ajaran tentang Maria dalam konteks Gereja secara keseluruhan, bukan sebagai dokumen tersendiri yang bisa menimbulkan kontroversi teologis. Pendekatan ini membuka ruang dialog dan kerjasama dengan tradisi Kristen lain, serta menghindari penekanan yang berlebihan pada gelar-gelar Maria yang bisa menimbulkan perbedaan teologis yang sulit dijembatani.

Mariologi dalam Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II: Konteks Eklesial dan Sejarah Keselamatan. Konsili Vatikan II menempatkan Mariologi dalam konteks eklesial dan sejarah keselamatan secara tegas melalui bab VIII "Lumen Gentium". Maria tidak dipandang sebagai sosok yang berdiri sendiri di atas Gereja atau di antara Gereja dan Kristus, melainkan sebagai anggota Gereja yang paling unggul dan sebagai ikon umat Allah. Dalam kerangka ini, Maria dipahami sebagai bagian integral dari misteri Gereja, yang merupakan Tubuh Kristus. Ia adalah "Bunda Gereja" yang ikut serta dalam karya keselamatan Kristus dan menjadi model iman serta kesetiaan bagi seluruh umat beriman. Konsili menegaskan bahwa Maria, meskipun memiliki keistimewaan seperti dikandung tanpa noda dosa dan diangkat ke surga, tetap berada dalam komunitas keselamatan umat manusia yang diselamatkan oleh Kristus. Dengan demikian, Mariologi diintegrasikan ke dalam eklesiologi yang lebih luas dan sejarah keselamatan, menekankan peran Maria dalam rencana keselamatan Allah tanpa memisahkannya dari Gereja dan Kristus. Pendekatan ini menegaskan kesatuan misteri keselamatan, di mana Maria berperan sebagai bagian dari umat yang ditebus sekaligus sebagai ibu dan pelayan keselamatan.

Singkatnya, Mariologi dalam Konsili Vatikan II memiliki corak biblis yang menempatkan Maria dalam narasi Kitab Suci, corak ekumenis yang mengedepankan sikap membangun kesatuan antarumat Kristiani, serta kontekstual eklesial dan historis yang menempatkan Maria sebagai anggota utama Gereja dan bagian dari sejarah keselamatan umat manusia. Ketiga corak ini saling melengkapi dalam menyajikan Mariologi yang seimbang, teologis, dan pastoral.


Daftar Pustaka 

https://catatanseorangofs.wordpress.com/2011/12/17/maria-menurut-ajaran-gereja-dalam-konstitusi-dogmatis-lumen-gentium-tentang-gereja/

Martasudjita, E.P. (2012). Tinjauan Pastoral Liturgis Atas Hidup Dari Misteri Ekaristi.

Samosir, L. (2017). Konsili Vatikan II: Sejarah, Lumen Gentium, Gaudium et Spes dan Nostra Aetate.

Çekici, E. (2023). II. Vatikan Konsili: Katolik Kilisesinin İslam’a Bakışı ve Müslümanlarla İlişkisi. TSBS Bildiriler Dergisi.

Sipayung, K. (2007). THE PEOPLE OF GOD AS PILGRIM : An Interpretation on Constitution of Lumen Gentium. Logos, 5, 21-35.

Çoban, B.Z. (2018). Louis Massignon, İslam Araştırmaları ve Katolik-Müslüman İlişkileri: Massignon Efsanesi Üzerine Eleştirel Bir Bakış.

Komentar